MAKALH HADIS Ekonomi 1
Posted in kumpulan mklh hadis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Agama islam
sebagai agama terakhir, memiliki aturan yang berlaku sepanjang zaman. Banyak
kejadian yang ada pada hari ini belum terdapat pada masa Rasulullah Saw. Apa
lagi dengan perkembangan teknologi dan ilmu yang sangat pesat. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan perkembangan sistem di segala bidang menuntut kajian islam yang
mendalam.
Islam
merupakan ajaran yang bertujuan memberikan bimbingan kepada pemeluknya, dan
aturan tersebut harus diikuti. Untuk itu dalam islam selalu ada aturan yang
memberikan kebolehan untuk melakukan atau memakan sesuatu. Ada juga aturan yang
mengatur umat islam agar menjauhi dan tidak melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Semua itu bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia
dan akhirat kelak.
Dalam
realitas kehidupan seringkali ada kalanya bahwa sesuatu itu halal, atau sesuatu
itu haram. Tetapi di akhir-akhir zaman sekarang ini, kebanyakan orang memang
tidak peduli lagi dengan syariat, tidak peduli lagi manakah yang halal dan yang
haram. Pokoknya segala macam cara ditempuh asalkan bisa menjalani hidup dan
hanya mencari keuntungan saja. Di sini penulis mencoba menguraikan harta halal
dan haram
2. Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
penjelasan hadis tentang harta halal dan haram?
b. Bagaiman
penjelasan fiqih al hadis tentang harta halal haram?
c. Bagaimana
haram dampak buruk dari harta dalam kehidupan manusia?
d. Bagaimana
harta halal sebab kecukupan kelapangan hati dan ketenangan hidup bagi manusia?
3. Tujuan
Masalah
a. Mengetahui
penjelasan hadis tentang harta halal haram.
b. Mengetahui
penjelasan fiqih al hadis tentang harta halal haram.
c. Mengetahui
haram dampak buruk dari harta dalam kehidupan manusia.
d. Mengetahui
halal sebab kecukupan kelapangan hati dan ketenangan hidup bagi manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hadist
yang di bahas
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ
لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
Artinya: “Akan datang suatu zaman
di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah
dari usaha yang halal atau haram.” (HR. Bukhari no. 2083).
B.
Penjelasan
Hadist
Halal
dan haram adalah sebuah batasan dimana disitu kita bisa membedakan mana yang
baik untuk kita dan mana yang tidak baik untuk kita. segala sesuatu yang halal
itu, pasti di dalamnya ada keuntungan dan kebaikan yang akan kita dapat jika
kita mengambilnya. Dan sebaliknya dengan haram, kita akan mendapatkan
kecelakaan serta kerugian jika kita mengambilnya. Hal itu berlaku di semua segi
kehidupan, baik itu ibadah, mu’amalat (kegiatan sehari-hari), rizki, bahkan
sampai makanan pun kita harus memilih antara halal dan haram. Karena dua hal
itu ibarat kubu yang tidak bisa disatukan. Kita hanya bisa memilih salah
satunya bukan mencampuradukan keduanya. Karena jika kita mencampurkan keduanya,
bukan kebaikan yang akan kita dapat.
Malah keburukan yang lebih yang
akan kita dapat. Sebuah realita yang sulit memang, apalagi di zaman sekarang
untuk menjadi tipe manusia idealis. Apalagi di zaman yang tekanan ekonomi
semakin menghimpit, dan tuntutan perut juga tidak bisa ditunda untuk diisi.
Disinilah banyak orang yang akhirnya bertaruh atau kata kasarnya berjudi untuk
menentukan penetapan antara halal dan haram ini. Bahkan ada sebagian orang yang
memang sudah sama sekali tidak memperdulikan kata halal dan haram. “Yang
penting perut kenyang, maka lakukan”, itulah kata-kata yang tidak jarang
kita dengar karena kita harus mengorbankan idealisme kita tentang halal dan
haram demi sesuap nasi.
Dan pasti pernah dirasakan
beberapa orang diantara kita, dimana kita harus mengalami nasib seperti yang
tadi disebutkan. Dimana kita harus bertahan hidup di dunia ini dan di sisi lain
kita juga harus tetap mempertahankan eksistensi kita juga sebagai hamba Allah
SWT dengan tetap menegakan hukum-Nya dalam bentuk halal dan haram. Mungkin
sebagian juga berpikir, “sudah lah, Allah kan Maha Pengampun. pasti Dia
mengerti mengapa kita melakukan seperti ini”. Tapi ada sebagian juga
berkata, “tidak, ini tetaplah haram. Dan kita harus tetap berpegang teguh
dan berserah diri kepada-Nya. Yakinlah Dia pasti akan memberikan jalan”.
Halal dan haram ini
merupakan sebuah cobaan. Dan tergantung bagaimana kita memandang dan
menyikapinya. Ketika kita menemukan kesulitan, dimana kita terasa terhimpir
oleh beban hidup dan cobaan. Disitulah kita diuji, apakah tetap pada jalan
halal atau pada jalan yang haram. Jika kita memilih jalan yang haram, kita akan
menemukan kemudahan memang pada awalnya. Masalah kita memang akan selesai, tapi
tidak lama dari itu yang akan kita temukan hanya penyesalan dan kerugian. Dan
sebaliknya, jika kita tetap memilih pada jalan yang halal, terus berusaha dan
bersabar, memang pada awalnya sulit dan berat. Tapi yakin dan percayalah, tidak
lama dari itu yang akan kita dapatkan tidaklah lain kebahahiaan. Semakin
jauh zaman manusia dengan zaman masa kehidupan Rosululloh , akan semakin
banyak penyimpangannya.
Apalagi Seorang manusia
yang hidup di abad modern zaman kita hidup ini, di tuntut untuk
mengumpulkan dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya agar bisa hidup layak dan tenang
menghadapi masa depan diri dan anak cucunya. Betapa banyak Pada saat itu
orang-orang tidak peduli lagi dari mana harta dia dapatkan.
Rasulullah shallallahu alaihiwa sallam bersabda:
"Akan datang suatu masa, orang-orang tidak perduli dari mana harta dihasilkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram". (HR. Bukhari).
Orang-orang tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2:
1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah rabbani dalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok ini dianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka, dimana mereka telah menjadikan dinar dan dirham sebagai tuhannya dan sama sekali tidak mengindahkan peraturan Allah.
Merekalah yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba pakaian... (HR. Bukhari).
2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memillki dhamir (hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sejak awal jahil / bodoh , tidak pernah mengerti dan mempelajari ketentuan Allah swt tentang hukum-hukum muamalat, kelompok ini mau tidak mau akan melanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karena ketidaktahuannya ini.
Rasulullah shallallahu alaihiwa sallam bersabda:
"Akan datang suatu masa, orang-orang tidak perduli dari mana harta dihasilkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram". (HR. Bukhari).
Orang-orang tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2:
1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah rabbani dalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok ini dianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka, dimana mereka telah menjadikan dinar dan dirham sebagai tuhannya dan sama sekali tidak mengindahkan peraturan Allah.
Merekalah yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba pakaian... (HR. Bukhari).
2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memillki dhamir (hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sejak awal jahil / bodoh , tidak pernah mengerti dan mempelajari ketentuan Allah swt tentang hukum-hukum muamalat, kelompok ini mau tidak mau akan melanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karena ketidaktahuannya ini.
Dua kelompok yang telah disebutkan diatas adalah salah satu sumber
malapetaka bagi pribadi dan umat manusia, karena:
Pertama: Mereka adalah orang-orang yang mendurhakai Allah,
berdasarkan firman Allah :
Pertama: Mereka adalah orang-orang yang mendurhakai Allah,
berdasarkan firman Allah :
Artinya : "Wahai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat dl bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkahsetan. Sesungguhnya
setan musuh yang nyata bagimu". (Al Baqarah: 168).
Dalam ayat di atas Allah swt memerintahkan seluruh manusia agar memakan harta yang didapatkan secara halal, sedangkan memakan, mencari serta mendapatkan harta dengan jalan yang haram adalah jalan yang dirintis oleh musuh bebuyutan anak cucu Adam yakni syaitan.
Dan dua kelompok di atas sesungguhnya telah mendurhakai Allah, padahal mendurhakai Allah (berbuat dosa) adalah penyebab utama setiap malapetaka.
Dalam ayat di atas Allah swt memerintahkan seluruh manusia agar memakan harta yang didapatkan secara halal, sedangkan memakan, mencari serta mendapatkan harta dengan jalan yang haram adalah jalan yang dirintis oleh musuh bebuyutan anak cucu Adam yakni syaitan.
Dan dua kelompok di atas sesungguhnya telah mendurhakai Allah, padahal mendurhakai Allah (berbuat dosa) adalah penyebab utama setiap malapetaka.
Kedua : Setelah Allah swt memerintahkan semua manusia agar mencari harta dengan cara yang halal, secara khusus Allah memerintahkan para rasul untuk hanya memakan harta yang halal, Allah swt berfirman:
Artinta: “Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan". (Al Mu'minuun: 51)
Dalam ayat di atas, secara khusus Allah memerintahkan para Rasul-Nya agar hanya memakan - makanan yang didapatkan secara halal, lalu Allah swt memerintahkan mereka untuk beramal salih.
Hal ini mengisyaratkan bahwa sangat erat hubungan antara mengkonsumsi makanan yang halal dengan amal salih. Maka jangan diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal salih , bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yang haram.
Dan jasad yang malas tidak akan merasakan kenikmatan ibadah kepada Allah swt yang pada gilirannya mengantarkan jiwa- rohaninya kepada gundah-gulana, kacau, tidak tentram, was-was hingga sampai titik hampa.
Ini adalah petaka yang dahsyat terhadap setiap pribadi yang merindukan kedekatan dengan Maha Penciptanya.
Ketiga : Mereka bagaikan kelompok mayoritas Yahudi yang diabadikan Allah swt dalam firman-Nya:
Dalam ayat di atas, secara khusus Allah memerintahkan para Rasul-Nya agar hanya memakan - makanan yang didapatkan secara halal, lalu Allah swt memerintahkan mereka untuk beramal salih.
Hal ini mengisyaratkan bahwa sangat erat hubungan antara mengkonsumsi makanan yang halal dengan amal salih. Maka jangan diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal salih , bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yang haram.
Dan jasad yang malas tidak akan merasakan kenikmatan ibadah kepada Allah swt yang pada gilirannya mengantarkan jiwa- rohaninya kepada gundah-gulana, kacau, tidak tentram, was-was hingga sampai titik hampa.
Ini adalah petaka yang dahsyat terhadap setiap pribadi yang merindukan kedekatan dengan Maha Penciptanya.
Ketiga : Mereka bagaikan kelompok mayoritas Yahudi yang diabadikan Allah swt dalam firman-Nya:
Artinya: “ Dan kamu akan melihat kebanyakan dan mereka (orang-orang
Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya
amal buruk apa yang mereka telah kerjakan itu “ (Al Maidah: 62).
Apa yang bisa diharapkan untuk kemajuan umat dari orang-orang yang mengaku beragama islam akan tetapi antara mereka dengan musuhnya (Yahudi) . Mereka selalu memakan harta haram.
Keempat : Petaka yang amat buruk yang menimpa mereka adalah api neraka (harta haram) yang setiap saat mereka masukkan ke dalam perut mereka, karena diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
“ Sesungguhnya setiap daging yang diberi asupan makanan yang haram maka neraka-lah yang berhak melumatnya... (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh AI-Albani).
Kelima : Merekalah penyebab kehinaan, kemunduran serta kenistaan umat islam saat ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Bila kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan harta kekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman dan meninggalkan jihad niscaya Allah limpahkan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dijauhkan dan kalian hingga kalian kembali kepada syariat Allah (dalam seluruh aspek kehidupan kalian)". (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh AI-Albani).
Akhir hadis di atas memberi kecerahan harapan kepada kita untuk mengembalikan kejayaan umat dengan cara kembali hidup secara islami dalam seluruh sisi kehidupan.
Keenam : Doa tidak dikabulkan
Rasulullah shallallahu alaihi wa saliam bersabda:
Apa yang bisa diharapkan untuk kemajuan umat dari orang-orang yang mengaku beragama islam akan tetapi antara mereka dengan musuhnya (Yahudi) . Mereka selalu memakan harta haram.
Keempat : Petaka yang amat buruk yang menimpa mereka adalah api neraka (harta haram) yang setiap saat mereka masukkan ke dalam perut mereka, karena diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
“ Sesungguhnya setiap daging yang diberi asupan makanan yang haram maka neraka-lah yang berhak melumatnya... (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh AI-Albani).
Kelima : Merekalah penyebab kehinaan, kemunduran serta kenistaan umat islam saat ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Bila kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan harta kekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman dan meninggalkan jihad niscaya Allah limpahkan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dijauhkan dan kalian hingga kalian kembali kepada syariat Allah (dalam seluruh aspek kehidupan kalian)". (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh AI-Albani).
Akhir hadis di atas memberi kecerahan harapan kepada kita untuk mengembalikan kejayaan umat dengan cara kembali hidup secara islami dalam seluruh sisi kehidupan.
Keenam : Doa tidak dikabulkan
Rasulullah shallallahu alaihi wa saliam bersabda:
"Wahal manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali
yang baik sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman apa yang ia
perintahkan kepada para Rasul, Allah berfirman "Hai Rasul-Rasul, makanlah
dan makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amaI yang saleh" (Al Mu'minuun
: 51), dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu" (Al
Baqarah : 172), kemudian beliau menyebutkan seorang lelaki yang mengadakan
perjalanan jauh,(menjadikan) berambut kusut dan berdebu, kemudian menadahkan
tangannya ke langit "Ya Rabb, Ya Rabb", padahal makanannya berasal
dari yang haram, minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya berasal dari
yang haram dan makan dari yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan ?
". (HR. Muslim).
Ketujuh : Harta haram yang merajalela pertanda azab akan turun menghancurkan masyarakat dimana harta haram tersebut menggejala.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung, sungguh mereka telah mengundang azab untuk menimpa mereka". kecuali kebahagiaan dan kemudahaan.
Ketujuh : Harta haram yang merajalela pertanda azab akan turun menghancurkan masyarakat dimana harta haram tersebut menggejala.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung, sungguh mereka telah mengundang azab untuk menimpa mereka". kecuali kebahagiaan dan kemudahaan.
C.
Inti
Hadist
Setiap insan tentu mendambakan
kehidupan yang bahagia, damai dan jauh dari berbagai kesusahan. Untuk tujuan
ini, semua orang rela mengorbankan harta, waktu dan tenaga yang mereka miliki
demi meraih apa yang mereka sebut sebagai ‘kebahagiaan dan ketenangan hidup
yang sejati’.
Ironisnya, dalam upaya
mencari kebahagiaan dan ketenangan hidup ini, di antara mereka banyak yang
menempuh jalan yang keliru dan justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang
kesengsaraan dan malapetaka, dengan mengikuti godaan dan tipu daya setan yang
selalu menghiasi keburukan amal perbuatan manusia. Allah berfirman:
{أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ
يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ}
“Apakah orang yang dihiasi
perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik,
(sama dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8).
Allah Yang Maha Menciptakan,
Menguasai dan Mengatur alam semesta beserta semua makhluk di dalamnya, Dialah
yang memiliki dan menguasai segala bentuk kebaikan dan kebahagiaan yang
dibutuhkan oleh semua manusia, dan semua itu akan diberikan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara mereka. Allah berfirman:
“Katakanlah,
“Ya Allah Yang maha memiliki semua kerajaan (kekuasaan di alam semesta), Engkau
berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan
dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala
kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Ali ‘Imraan:
26).
Dan orang-orang yang dikehendaki dan
dipilih-Nya untuk meraih kebahagiaan hidup adalah orang-orang beriman yang
selalu berpegang teguh dengan petunjuk-Nya. Allah berfirman:
{فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ
وَلا يَشْقَى}
“Maka jika datang kepadamu (wahai
manuia) petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka
dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara (dalam hidupnya)” (QS Thaahaa:
123).
Dalam ayat
lain, Dia berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik/bahagia (di dunia), dan sesungguhnya akan
Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. ِِan-Nahl:97).
Dampak buruk dan bencana dari harta yang
haram dalam kehidupan manusia
Sebagaimana yang kami paparkan di atas bahwa
kebahagiaan dan ketenangan hidup sejati hanya Allah akan anugerahkan
kepada orang-orang yang berpegang teguh dengan petunjuk-Nya dengan melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, termasuk dalam hal ini, menjauhi harta
haram dan segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang tidak dibenarkan
dalam Islam.
Allah enggan untuk memberikan kebahagiaan
dan ketenangan hidup bagi orang-orang yang berpaling dari petunjuk-Nya, di
dunia dan akhirat, sebagaimana firman-Nya:
“Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan/petunjuk-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit/sengsara (di dunia), dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Wahai
Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku
dahulunya seorang yang melihat”. Allah berfirman: “Demikianlah, dulu telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari inipun kamu dilupakan” (QS Thaahaa: 124-126).
Imam Ibnu Katsir berkata: “Artinya: barangsiapa
yang menyelisihi perintah-Ku dan ketentuan syariat yang Aku turunkan kepada
Rasul-Ku , (dengan) berpaling darinya, melupakannya dan mengambil selain
petunjuknya, maka baginya penghidupan yang sempit/sengsara, yaitu di dunia,
sehingga dia tidak akan merasakan ketenangan (hidup) dan tidak ada kelapangan
dalam hatinya. Bahkan hatinya sempit dan sesak karena penyimpangannya, meskipun
(terlihat) secara lahir (hidupnya) senang, berpakaian, makan dan bertempat
tinggal sesukanya, akan tetapi hatinya selalu diliputi kegundahan, keguncangan
dan keraguan, karena jauhnya dari kebenaran dan petunjuk-Nya”.
Maka orang yang menimbun harta yang haram tidak
mungkin merasakan kebahagiaan dan ketenangan sejati dalam hidupnya, berapapun
banyaknya harta dan kemewahan duniawi yang dimilikinya, bahkan ini justru akan
membawa penderitaan yang berkepanjangan dalam hidupnya.
Harta halal sebab kecukupan, kelapangan hati dan
ketenangan hidup
Kepada ali bin abu thalib dalam doa
masyhur yang di ajarkan oleh Rasullah:
« اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ
عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ »
“Ya
Allah, berikanlah kecukupan bagiku dengan rezki-Mu yang halal (dan jauhkanlah
aku) dari yang haram, serta cukupkanlah aku dengan karuniamu (sehingga aku
tidak butuh) kepada selain-Mu”.
Hadits yang agung ini menunjukkan bahwa rezki
yang halal adalah sebab kecukupan dan limpahan karunia dari Allah kepada
manusia, dan jika Allah telah mencukupkan seorang hamba dengan
karunia-Nya maka siapakah yang dapat mencelakakan dan menghinakan hamba
tersebut? Allah berfirman:
{أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ}
“Bukanlah
Allah mencukupi hambanya (dalam semua keperluannya) Q.S az-zumar.36
Maka kecukupan, kelapangan hati dan ketenangan
hidup manusia hanya diraih dengan mengikuti petnjuk Allah dan mengikuti
ketentuan syariat-Nya, termasuk dalam hal ini mencukupkan diri dengan harta
yang halal dan menjauhi yang haram.
Allah berfirman:
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di
dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat)
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ” (QS.
an-Nahl:97).
Para ulama salaf menafsirkan makna “kehidupan
yang baik (di dunia)” dalam ayat di atas dengan “kebahagiaan hidup” atau “rezki
yang halal” dan kebaikan-kebaikan lainnya
Dalam ayat lain, Allah menjanjikan
kemudahan dan terbukanya pintu rezki bagi orang yang selalu berpegang teguh
dengan syariat-Nya, tidak terkecuali dalam hal mencari penghasilan yang baik
dan halal.
Allah berfirman:
“Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar
(dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
BAB
III
KESIMPULAN
Ø Halal
dan haram adalah sebuah batasan dimana disitu kita bisa membedakan mana yang
baik untuk kita dan mana yang tidak baik untuk kita. segala sesuatu yang halal
itu, pasti di dalamnya ada keuntungan dan kebaikan yang akan kita dapat jika
kita mengambilnya.
Ø Dan
sebaliknya dengan haram, kita akan mendapatkan kecelakaan serta kerugian jika
kita mengambilnya. Hal itu berlaku di semua segi kehidupan, baik itu ibadah,
mu’amalat (kegiatan sehari-hari), rizki, bahkan sampai makanan pun kita harus
memilih antara halal dan haram. Karena dua hal itu ibarat kubu yang tidak bisa
disatukan. Kita hanya bisa memilih salah satunya bukan mencampuradukan
keduanya. Karena jika kita mencampurkan keduanya, bukan kebaikan yang akan kita
dapat.
Ø Sebagaimana
yang kami paparkan di atas bahwa kebahagiaan dan ketenangan hidup sejati hanya
Allah akan anugerahkan kepada orang-orang yang berpegang teguh dengan
petunjuk-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
termasuk dalam hal ini, menjauhi harta haram dan segala sesuatu yang didapatkan
dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam
Ø rezki
yang halal adalah sebab kecukupan dan limpahan karunia dari Allah kepada
manusia, dan jika Allah telah mencukupkan seorang hamba dengan karunia-Nya
maka siapakah yang dapat mencelakakan dan menghinakan hamba tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
Rumambay.
Wordpress.com/2012/03/04/mempertanyakan-nasib-si-halal-dan-si haram
Kitab”tafsir
ibnu katsir”(3/227)
H.R Bukhari no 2083
H.R. Ahmad(1/153), at-tirmidzi(5/560) dan
al-hakim(4/468) disahihkan oleh Al- Hakim, disepakati oleh adz- dzahabi dan
dinyatakan Hasan oleh syaikh al- albani dalam ash-shahihah” (no 266)
0 komentar: